Indonesia menyimpan beragam suku dan budaya, dimana setiap sukunya memiliki keunikan tersendiri. Di provinsi Maluku misalnya, dimana Anda bisa menemukan sebuah rumah tradisional yang dijadikan sebagai ikon masyarakat Maluku.
Rumah adat Maluku bukan hanya sekedar hunian biasa, karena setiap bangunannya memiliki nilai fungsi dan filosofi yang berbeda. Rumah adat maluku yang paling terkenal adalah baileo, namun ada pula sasadu yang keduanya memiliki keunikan tersendiri. Berikut ulasan lengkapnya :
Rumah Adat Baileo
Apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Baileo memiliki makna sebagai balai. Dengan kata lain, hunian satu ini menjadi tempat bermusyawarah ataupun mengadakan pertemuan penting, yang melibatkan kepentingan orang banyak.
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa sejak dahulu ternyata sistem demokrasi telah dijunjung tinggi. Dikatakan bahwa rumah tradisional inilah yang menjadi satu satunya bangunan bernilai sejarah yang dapat menggambarkan kebudayaan siwa lima.
Akhirnya bangunan peninggalan bersejarah ini pun terpilih sebagai perwakilan provinsi Maluku, yang hingga kini dijaga dengan baik agar tetap lestari dan terjaga keawetannya. Bahkan hingga kini, rumah satu ini kerap dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.
1# Bangunan Rumah Baileo
Bangunan bersejarah satu ini memiliki bentuk bak rumah panggung, dimana lantai memijakkan kaki berada di atas permukaan tanah. Masyarakat terdahulu sengaja membuat laintainya lebih tinggi karena terdapat sebuah kepercayaan terkait roh nenek moyang.
Sebab mereka mempercayai lantai yang tinggi membuat roh nenek moyang mendapatkan tempat dan derajat tinggi, dimana tempat berdirinya masyarakat. Lantainya yang tinggi juga dapat memberitahuan masyarakat bahwa terdapat permusyawaratan di dalam balai.
Keunikan lainnya dapat dilihat dari bangunannya yang tidak dilengkapi dengan dinding sedikitpun. Hal ini dikarenakan masyarakatnya percaya bahwa roh nenek moyang dapat keluar masuk dengan bebas ke dalam rumah adat Maluku tersebut, tanpa terhalang dinding.
Bangunan yang tidak dilengkapi dengan dinding ini memiliki tujuan lain agar proses musyawarah dapat dilihat oleh masyarakat dari luar Baileo. Alhasil tidak ada kecurangan ataupun hal disembunyikan selama proses musyawarah berlangsung.
Rumah bersejarah satu ini beberapa memiliki fungsi utama yaitu sebagai balai adat untuk bermusyawarah, menyimpan aneka benda yang dikeramatkan, hingga dijadikan sebagai tempat menyelenggarakan berbagai upacara adat.
Dilihat dari banyaknya fungsi yang digunakan, sudah bisa dibayangkan bahwa bangunan bersejarah satu ini berukuran cukup besar dan didesain berbeda dibandingkan dengan hunian pada umumnya agar dapat menampung banyak orang sekaligus dalam satu waktu.
Uniknya setiap sudut provinsi Maluku memiliki desain yang berbeda, namun dilihat secara fungsi semuanya tetaplah sama. Tentu saja bangunan ini terlihat unik dan menarik, untuk dijadikan sebagai destinasi wisata sejarah yang wajib dijaga dengan baik.
2# Ciri Khas Rumah Baileo
Apabila diteliti lebih dalam, kemungkinan besar Anda bisa menyadari bahwa bangunan satu ini memiliki beragam simbol yang justru menjadi ciri khas tersendiri dibandingkan dengan hunian pada umumnya. Ciri khas tersebut terangkum dalam ulasan berikut.
- Batu Pamali – Simbol ini difungsikan sebagai tempat menyimpan sesaji. Umumnya batu tersebut akan diletakkan di depan pintu bangunan Baileo. Ternyata peletakkan sesaji bertujuan sebagai simbol balai adat dimana bangunan induk anjungan.
Selain difungsikan sebagai tempat meletakkan sesajen, ternyata baru tersebut dijadikan sebagai alas pijakan tangganya sendiri. Batu unik tersebut berbentuk datar sehingga mudah dikenali dan berhasil menyita perhatian.
Sedangkan di bagian bilik pamalinya, difungsikan sebagai tempat meletakkan sekaligus menyimpan berbagai barang keramat yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Tentu saja keunikan tersebut tidak dapat ditemui di bangunan lainnya.
- Tiang Siwa Lima – Dalam bahasa Indonesia, simbol tiang siwa lima memiliki arti bahwa kita semua punya. Dimana tiang penyangga tersebut terdiri dari 5 tiang yang berada di sisi kanan dan kiri, yang melambangkan siwa lima.
Sedangkan Siwa Lima sendiri disebut sebagai simbol persekutuan antar desa yang berada di Maluku, yaitu dari selompok Siwa dan Kelompok 5.
- Tiang Penyangga – Jika diperhatikan dengan seksama, bangunan satu ini memiliki 9 tiang penyangga yang berada di bagian depan dan belakang hunian. Ada pula 5 buah tiang di bagian sisi kiri dan kanannya, yang membuatnya semakin menarik perhatian.
Ternyata jumlah tersebut menunjukkan jumlah marga yang bermukim di desa bersangkutan. Dengan kata lain, peletakkan dan pemberian tiangnya sendiri dilakukan dengan penuh perhitungan.
3# Ornamen Rumah Baileo
Salah satu keunikan lain dari rumah adat Maluku satu ini, terlihat dari banyaknya ukuran cantik dan menawan di ambang pintu masuk bangunan. Ukiran tersebut menggambarkan dua ekor ayam saling berhadapan serta diapit oleh dua ekor anjing di sisi kanan dan kiri.
Bukan hanya sekedar ukiran semata, ternyata gambar tersebut mengandung nilai seni tinggi tinggi karena terdapat makna di dalamnya. Dimana ukiran tersebut diyakini sebagai lambang kedamaian dan kemakmuran karena terdapat nenek moyang yang siap menjaga.
Selain ditemukan ukiran ayam dan anjing, terdapat beberapa ukiran lainnya yang tidak kalah menarik perhatian. Ukiran tersebut berbentuk bulan, matahari, dan bintang dan menghadap ke bagian atap. Uniknya ukiran tersebut diberikan warna merah, hitam, dan kuning.
Namun siapa sangka jika ukiran cantik tersebut juga mengandung makna tersendiri bagi masyarakat Maluku. Pasalnya beberapa ukiran tersebut melambangkan adanya kesiapan balai adat, untuk menjaga keutuhan serta hukum adatnya sendiri.
Baca Juga : Rumah Adat Papua
Rumah Adat Sasadu
Rumah adat Maluku selanjutnya diberikan nama Rumah Sasadu. Bangunan satu ini memiliki desain bak rumah tradisional dari masyakat suku Sahu yang sejak sedari dahulu telah bermukim di Halmahera.
Walaupun terlihat sederhana, siapa sangka bahwa bangunan bersejarah satu ini telah menggambarkan falsafah kehidupan orang Sahu terdahulu dalam bermasyarakat. Layaknya Bailedo, ternyata bangunan satu ini pun bukanlah rumah hunian.
Sesuai dengan dugaan Anda, bangunan ini berfungsi sebagai balai adat, yang berarti menjadi tempat penting untuk mengadakan pertemuan bagi seluruh masyarakat dari suku Sahu. Oleh karenanya rumah satu ini akan ramai dikunjungi ketika terdapat acara adat.
Bangunan satu ini memiliki ciri khas pada bagian arsitekturnya yang membuatnya terlihat unik dan menarik. Namun tidak banyak yang menyangka bahwa bagian arsitekturnya sendiri mengandung nilai filosofis cukup tinggi.
1# Struktur Rumah Sasadu
Jika dibandingkan dengan rumah tradisional sebelumnya, bangunan satu ini didesain luas dengan lantai yang langsung menapak di permukaan tanah. Bangunan bersejarah ini pun tidak memiliki dinding, dan hanya berupa satu ruangan tanpa adanya sekat sedikitpun.
Dari informasi tersebut, Anda sudah bisa membayangkan bahwa bangunan adat satu ini bukanlah tipe rumah panggung layaknya rumah Bailedo. Namun keduanya memiliki persamaan dimana bangunannya tampak terbuka dan terlihat beberapa penompang saja.
Sayangnya tiang tersebut tidak difungsikan memikul berat lantai hunian layaknya hunian pada umumnya. Pasalnya tiang yang terbuat dari kayu sagu, dan hanya berfungsi sebagai penompang kerangka bagian atap bangunannya.
Beberapa tiang tersebut berhubungan satu sama lain menggunakan balok penguat. Hebatnya balok balok tersebut tidak disambungkan dengan paku, melainkan hanya direkatkan dengan pasak kayu. Walaupun demikian, bangunan ini kokoh berdiri di segala cuaca.
Bahkan beberapa bagian balok penguatnya dijadikan sebagi tempat duduk santai. Sebab antar baloknya diberikan susunan dari bambu maupun kayu berbentuk dipan. Beberapa tiangnya pun tidak dihubungkan antara satu dan lainnya.
Tiang yang tidak dihubungkan tersebut nantinya dijadikan sebagai jalan masuk ke dalam bangunanya. Setidaknya da sekitar 6 jalan masuk yang dibagi menjadi beberapa fungsi utama, dimana kedua pintu dikhususkan untuk jalur masuk dan keluar bagi perempuan.
Dua pintu lagi dikhususkan sebagai jalur keluar masuknya laki laki, sedangkan dua pintu lainnya difungsikan sebagai jalur masuk dan keluarnya para tamu. Dari sini terlihat bahwa masyarakat sekitarnya tidak perlu berdesakan.
Bagian atap bangunan Sasadu dibuat dari bahan yang diambil dari hasil alam, karena kerangkanya sendiri dibuat dari bambu yang kemudian diikatkan dengan ijuk. Pada bagian atapnya terbuat dari anyaman daun sagu ataupun daun kelapa berkualitas tinggi.
Lihat Juga : Rumah Adat Batak
2# Ciri Khas Rumah Sasadu
Dilihat dari tampilannya, kemungkinan besar Anda bisa mengetahui bahwa desain bangunan rumah adat Maluku ini memiliki ciri khas tersendiri, Bahkan di setiap desainnya tersebut, mengandung filosofi tersendiri yang tidak kalah menarik untuk dikupas lebih dalam.
- Bagian atap bangunannya terpasang dua kain berwarna merah dan putih uang tampak tergantung begitu saja. Seperti yang bisa diperkirakan, kedua warna tersebut melambangkan dari negara Indonesia.
Dan benar saja, ternyata pemasangan kedua warna kain tersebut menandakan bagaimana kecintaan masyarakat Maluku Utara kepada Indonesia. Kedua kain tersebut juga melambangkan kerukunan antar agama.
Pasalnya agama Islam dan Kristen merupakan agama mayoritas yang banyak ditemukan di daerah Maluku Utara. Walaupun berbeda keyakinan, mereka dapat hidup berdampingan dan saling bahu membahu jika dibutuhkan bantuan.
- Jika diperhatikan lebih teliti di bagian atapnya, Anda bisa menyadari bahwa bagian bawah atapnya dibuat sedikit lebih pendek dari langit langit bangunannya. Ternyata hal ini memiliki maksud dan tujuan tersendiri.
Maksudnya agar setiap orang yang hendak masuk ke dalam bangunanya, tidak perlu menundukkan kepala ataupun membungkukkan tubuhnya terlebih dahulu agar tidak terbentur bagian bawah atapnya.
- Masih di bagian atapnya, wisatawan dapat melihat adanya bola bola yang tampak dibungkus menggunakan ijuk lalu digantung tidak jauh dari kain warna merah dan putih di bagian kerangka atapnya.
Ternyata bola bola tersebut bukanlah sekedar dekorasi mempercantik bangunan semata, namun menjadi sebuah simbol akan kestabilan dan kearifan. Sedangkan arah bolanya yang sengaja dibuat merunduk ke bagian bawah pun memiliki arti.
Bola yang menghadap berlawanan dengan arah atap ini, menjelaskan bahwa masayarakat sekitar harus tetap rendah hati walaupun berada di puncak kejayaan. Sehingga masyarakat yang melihatnya, diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.
- Keunikan rumah adat Maluku lainnya terlihat dari ukiran berbentuk perahu di bagian ujung atapnya. Ternyata ukiran meruncing tersebut melambangkan jika masyarakat suku Sahu, termasuk masyarakat bahari yang senang pergi melaut.
Selagi berjalan jalan ke Provinsi Maluku, jangan lupa untuk mampir melihat keunikan dari bangunan adatnya yang memiliki sejumlah keunikan tersendiri baik dari segi desain hingga arsitekturnya.
Bukan bangunan adat biasa, ternyata Rumah Bailedo dan Rumah Sasado dijadikan sebagai tempat bermusyawarah alias balai desa. Walaupun keduanya memiliki fungsi yang hampir serupa, namun keduanya memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya semakin menarik.