Dendrobium, yang secara keliru disebut sebagai “dendrum” dalam beberapa referensi non-akademis, merupakan genus anggrek yang mencakup lebih dari 1.000 spesies yang tersebar luas di wilayah Asia Tenggara, Australia, dan kepulauan Pasifik. Genus ini termasuk dalam famili Orchidaceae dan merupakan salah satu kelompok anggrek yang paling beragam secara morfologis.
Nama Dendrobium berasal dari bahasa Yunani “dendron” yang berarti pohon dan “bios” yang berarti kehidupan, merujuk pada kebiasaan pertumbuhan epifitnya. Keberagaman spesies dan hibrida yang luas telah membuat genus ini menjadi pusat perhatian dalam dunia hortikultura orchidophilia global.
Karakteristik Botani dan Morfologi

Secara morfologis, tanaman Dendrobium menunjukkan variasi yang signifikan antar spesies. Pseudobulb dapat berbentuk silindris, fusiform, atau clavate dengan panjang bervariasi dari beberapa sentimeter hingga lebih dari satu meter. Daun biasanya tersusun alternatif di sepanjang batang, berbentuk lanceolate hingga oblong, dengan tekstur coriaceous atau fleshy.
Inflorescensa muncul dari node di sepanjang batang, dapat berupa raceme atau panicle, membawa beberapa hingga banyak bunga. Bunga memiliki struktur khas anggrek dengan sepal dan petal yang berwarna-warni, serta labellum yang sering kali menunjukkan pola dan warna yang kontras. Masa berbunga bervariasi tergantung spesies, dengan beberapa jenis mampu berbunga hingga beberapa bulan.
Persyaratan Lingkungan dan Kondisi Tumbuh
Dendrobium memerlukan kondisi lingkungan yang spesifik untuk pertumbuhan dan pembungaan optimal. Sebagian besar spesies membutuhkan intensitas cahaya sedang hingga tinggi (2000-4000 lux), dengan perlindungan dari sinar matahari langsung yang dapat menyebabkan scorching pada daun.
Suhu ideal bervariasi menurut spesies, namun umumnya antara 18-30°C dengan perbedaan suhu harian 5-10°C untuk memicu pembungaan. Kelembaban relatif 60-80% diperlukan, dengan sirkulasi udara yang baik untuk mencegah perkembangan penyakit. Media tanam harus memiliki drainase excellent, biasanya terdiri dari campuran kulit kayu, arang, dan sphagnum moss.
Teknik Kultivasi dan Perawatan
Kultivasi Dendrobium memerlukan pemahaman tentang siklus pertumbuhan spesifik setiap jenis. Penyiraman dilakukan secara teratur selama masa pertumbuhan aktif, dengan pengurangan signifikan selama periode dormansi. Pemupukan dengan formula seimbang 20-20-20 yang diencerkan diaplikasikan setiap 2 minggu selama fase vegetatif, beralih ke formula tinggi fosfor untuk mendukung pembungan.
Repotting dilakukan setiap 2-3 tahun atau ketika media mulai terdekomposisi, dengan perhatian khusus untuk tidak merusak akar. Pemangkasan batang tua dapat dilakukan untuk merangsang pertumbuhan baru.
Manajemen Hama dan Penyakit
Masalah hama utama termasuk serangan scale insects, spider mites, dan thrips. Pengendalian terpadu meliputi aplikasi insecticidal soap, horticultural oil, atau introduksi biological control agents. Penyakit jamur seperti black rot (Pythium spp.) dan leaf spot (Cercospora spp.) dapat dicegah melalui improvement sirkulasi udara dan avoid overwatering.
Viral diseases seperti Cymbidium mosaic virus dan Odontoglossum ringspot virus merupakan ancaman serius yang memerlukan isolasi tanaman terinfeksi dan sterilisasi alat secara rutin.
Perbanyakan dan Propagasi
Perbanyakan Dendrobium dapat dilakukan melalui beberapa metode. Division pseudobulb dilakukan selama repotting, dengan setiap division memiliki minimal 3-4 pseudobulb yang sehat. Perbanyakan melalui keiki (plantlet) yang tumbuh dari node batang merupakan metode alami yang efektif.
Teknik kultur jaringan telah menjadi standar untuk produksi massal hibrida komersial. Perbanyakan melalui biji memerlukan kondisi laboratorium yang steril dan keahlian khusus dalam teknik flasking.
Aplikasi dalam Hortikultura dan Florikultura
Dendrobium memegang peranan penting dalam industri florikultura global. Bunga potongnya memiliki vase life yang panjang dan menjadi komoditas penting dalam perdagangan bunga internasional. Sebagai tanaman pot, berbagai hibrida compact menjadi populer untuk dekorasi interior.
Dalam penangkaran spesies, Dendrobium menjadi subyek penting untuk konservasi ex-situ dan program breeding. Nilai ekonomisnya yang tinggi mendukung pengembangan industri horticultura di banyak negara tropis.
Konservasi dan Tantangan Lingkungan
Banyak spesies Dendrobium menghadapi ancaman serius di habitat alami akibat deforestasi dan perdagangan illegal. Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) memasukkan semua spesies Dendrobium dalam Appendix II, mengatur perdagangan internasionalnya.
Program konservasi in-situ dan ex-situ terus dilakukan untuk melindungi keragaman genetik genus ini. Perubahan iklim dan hilangnya habitat mengancam kelangsungan hidup banyak spesies endemik.
Prospek Penelitian dan Pengembangan
Penelitian terkini berfokus pada pengembangan hibrida baru dengan karakteristik unggul, termasuk ketahanan terhadap penyakit, warna bunga yang innovative, dan adaptasi terhadap kondisi growing yang lebih luas. Bioteknologi modern memungkinkan manipulasi genetika untuk menciptakan varietas dengan sifat-sifat khusus.
Studi fisiologi flowering memberikan wawasan baru tentang mekanisme pembungan yang dapat meningkatkan produktivitas. Kolaborasi internasional dalam pertukaran germplasma memperkaya materi genetic untuk program pemuliaan.
Kesimpulan
Dendrobium spp. merupakan genus anggrek yang memiliki nilai ornamental, ekonomis, dan ekologis yang signifikan. Keragaman morfologis dan kemampuan adaptasinya yang luas menjadikannya subyek yang menarik untuk studi botanis dan hortikultura.
Dengan pendekatan konservasi yang tepat dan pengembangan teknik budidaya yang berkelanjutan, genus ini akan terus memberikan kontribusi penting bagi dunia horticultura dan florikultura global. Pemahaman mendalam tentang kebutuhan spesifik setiap jenis essential untuk keberhasilan kultivasi jangka panjang.

