Pulau Jawa salah satu daerah dengan keberagaman yang sarat akan makna, mulai dari bentuk rumah, kebiasaan, hingga segala hal yang dilakukan sehari hari. Penduduk yang mendiami daerah ini cukup banyak, sehingga kepadatannya cukup tinggi.
Salah satu suku yang mendiami pulau ini, yaitu Sunda dengan ciri khas tutur kata lembut serta rumah adat Sunda yang sangat khas. Didesain berbentuk panggung yang bertujuan untuk penanggulangan bencana atau penyimpanan barang. Berikut ulasan lengkapnya.
Ciri Khas Rumah Tradisional Sunda
Masyarakat Indonesia memiliki sisi kreativitas yang patut diacungi jempol, seperti bentuk atau desain rumah tradisional yang mengedepankan fungsinya. Rumah dari suku Sunda ini mengedepankan fungsi dari bentuk rumah panggungnya lengkap dengan ciri khasnya yang unik.
Fungsi utama dari rumah bentuk panggung ini, yaitu sebagai bentuk perlindungan saat terjadi gempa bumi atau banjir. Air yang meluap diharapkan tidak mudah masuk ke dalam rumah, bila letak rumah atau bangunan lebih tinggi daripada tanah tempatnya berpijak.
Selain dipakai sebagai penanggulangan bencana alam, rumah panggung ini ternyata juga sangat bermanfaat untuk letak penyimpanan barang. Anda bisa meletakkan cangkul, bajak, dan berbagai alat berat lainnya serta tidak jarang pula dipakai tempat tinggal hewan ternak.
Ciri khas lainnya dari rumah panggung ini tentu memiliki tangga kecil yang disebut golodog. Tangga kecil ini diletakkan di serambi tepat sebelum anda memasuki rumah dengan jumlah anak tangga maksimal 3 buah, sehingga anda juga bisa membersihkan kaki sebelum masuk rumah.
Nama Rumah Adat Sunda
Desain rumah tradisional ini telah diterapkan sejak puluhan tahun lalu bahkan dilestarikan hingga saat ini dan tidak pernah berubah. Bentuknya yang tetap membuatnya memiliki ciri khas yang sangat unik, sedangkan bentuk atapnya membuatnya memiliki nama yang unik pula.
1# Suhunan Jolopong
Jenis rumah pertama ini didesain dengan sangat sederhana, sehingga bisa anda temukan di sekitar pedesaan bahkan hingga saat ini masih sering dijumpai. Bentuk atapnya sangat simple, yaitu seperti pelana dengan bentuk memanjang dan tidak ada lekukan atau pernak pernik.
Terdapat dua bidang atap dipakai untuk membentuk bagian atas dari rumah adat Sunda dengan pemisah jalur suhunan yang ada di tengah bangunan. Bagian dalam rumah terdiri atas beberapa bagian, seperti teras, ruang tengah, kamar, dapur atau yang disebut pawon.
Uniknya, mereka memiliki ruangan yang disebut tepas dipakai untuk menerima tamu dan dibiarkan kosong tanpa perabotan. Saat ada tamu yang berkunjung ke rumah tersebut, pemilik rumah akan menggelar tikar dan duduk bersama tamu di atas tikar sambil berbincang.
Atap dengan bentuk seperti pelana ini memang sangat sederhana, tetapi anda tidak perlu biaya yang besar karena material dan pernak perniknya tidak rumit. Oleh sebab itu, model atap seperti ini biasa dipakai di kawasan yang sederhana seperti kota Garut.
2# Parahu Kumureb
Rumah parahu kumureb ini salah satu jenis rumah yang dibedakan berdasarkan bentuk atau jenis atapnya. Bentuk yang dipakai untuk menutupi bagian atas rumah ini didesain cukup rumit, yaitu dengan empat bagian utama yang ada di atap dan memiliki dua sisi yang berbeda.
Dua sisi dari atap ini memiliki bentuk yang berbeda, yaitu depan dan belakang berbentuk seperti trapezium sedangkan kanan dan kiri berbentuk segitiga sama sisi. Antar sisi akan dihubungkan dengan dua batang kayu, sehingga akan tampak seperti segitiga dari sisi depan.
Menariknya, seolah olah anda akan melihat perahu yang terbalik di bagian atap sehingga nama unik untuk rumah ini ialah parahu kumureb. Parahu kumureb ini memiliki makna perahu yang terbalik, dilihat berdasarkan bentuk atapnya yang sangat unik.
Hingga saat ini, bentuk atap seperti ini banyak diterapkan di daerah Ciamis sehingga tidak heran bila anda akan menjumpai atap serupa saat melancong ke kawasan tersebut. Yang harus diwaspadai, yaitu saat musim penghujan lebih ekstra hati hati karena rawan terjadi kebocoran.
Rumah dengan model atap seperti perahu yang terbalik ini memang memiliki sambungan cukup banyak, sehingga harus memakai beberapa material penting. Inilah penyebab rumah yang bocor, sehingga anda bisa mengantisipasinya dengan mengencangkan sambungan di setiap elemen.
3# Badak Heuay
Tidak kalah menarik dan unik, sunda memiliki rumah dengan bentuk Badak Heuay yang berarti badak menguap. Banyak orang yang bertanya tanya terkait bentuk atap rumah ini karena terasa ganjil dan tidak lazim, tetapi beberapa daerah masih memakai model serupa.
Rumah dengan atap Badak Heuay ini memiliki dua bentuk atap yang berukuran besar dan kecil. keduanya dipakai untuk satu rumah yang sama, tetapi letaknya saja yang berbeda, yaitu atap besar dipakai di rumah bagian belakang dan atap kecil untuk rumah bagian depan.
Adat suku Sunda ini sarat akan ciri dan makna, seperti bentuk rumah yang terbagi atas dua bentuk yang berbeda. Rumah adat Sunda yang lebih kecil biasanya akan dipakai untuk menerima tahun berjenis kelamin laki laki, sehingga tidak akan bercampur dengan tamu perempuan.
Tahukah anda bahwa fungsi dari bentuk ini sangat penting agar menghindari zina mata yang sering kali dilakukan saat ada tamu datang ke rumah? Bentuk rumah dengan fungsi yang seperti ini sudah banyak ditinggalkan, tetapi daerah Sukabumi masih memegang teguh atap Badak Heuay ini.
Baca Juga : Rumah Adat Jawa Barat
4# Tagog Anjing
Nama rumah berdasarkan jenis atap ini memang sangat aneh dan mengundang pertanyaan dari berbagai pihak, termasuk orang orang di luar suku Sunda. Selain atap yang disebut mirip badak menguap, Sunda juga memiliki rumah dengan bentuk Tagog Anjing atau anjing duduk.
Bentuk yang anjing yang sedang duduk ini direpresentasikan cukup unik dengan memakai atap yang berbentuk segitiga. Selain itu, terdapat beberapa sisi yang menghadap ke arah depan, sehingga mirip seekor anjing yang sedang duduk menatap ke sisi depannya.
Atap rumah yang mirip tagog anjing ini secara sekilas tampak seperti Badak Heuay, sehingga sulit bagi orang awam untuk membedakan kedua jenis rumah ini. Akan tetapi, anda dapat melihatnya pada bentuk penutup rumah di bagian atas besar dan kecilnya cukup berbeda.
Perbedaannya terletak pada atap yang berukuran besar dan kecil disatukan di bagian tengah terpusat pada satu titik, sehingga tidak berada di sisi yang berbeda. Selain itu, tidak ada bagian yang dipotong oleh sisi yang lain dan tidak ada sisi yang terbuka seperti model badak heuay.
Anda dapat berkunjung ke daerah Garut untuk menikmati suguhan sentuhan bentuk atap rumah adat sunda yang masih sangat otentik. Tidak hanya rumah rumah biasa, anda juga bisa menjumpainya pada beberapa penginapan seperti hotel atau bungalow yang masih memakainya.
Hal ini membuktikan bahwa nilai tradisional khas Indonesia masih memiliki nilai lebih dan daya tarik, sehingga cocok dipakai untuk bangunan wisata. Justru atap tagog anjing ini memberikan sentuhan khas Pasundan yang masih lestari dan cocok menampilkan ciri Sunda yang kental.
4# Julang Ngapak
Kembali mengisi sederet nama rumah yang unik miliki suku Sunda dengan memakai nama yang berasal dari binatang. Rumah tradisional satu ini mengusung bentuk yang menyerupai seekor burung yang sedang mengepakkan sayapnya tanda ia telah siap terbang ke angkasa.
Bila sebelumnya, Sunda telah memakai hewan badan dan anjing sebagai bentuk atap yang hingga saat ini masih lestari maka bentuk burung juga bisa saja eksis. Atas dengan kepak sayap yang cukup lebar ini rupanya masih menjadi favorit dan aman dalam jangka waktu yang lama.
Anda akan melihat bentuk atap yang sangat unik, karena bentuknya melebar ke sisi kiri dan kanan, hingga menyerupai sayap burung yang dikepakkan. Sayap ini tampak melebar ke kedua sisinya, sehingga tampil sangat kokoh, gagah, dan kuat sebagai pelindung bagian atas rumah.
Tidak hanya didesain dengan bentuk menyerupai sayap burung, bagian atap ini dilengkapi cagak gunting di bubungannya agar tidak mudah bocor. Di musim penghujan, anda tidak perlu lagi khawatir air merembes ke dalam rumah adat Sunda dan menyebabkan banjir internal.
Rumah tradisional dengan bentuk seperti ini memang cukup rumit, tetapi kesan kokoh dan gagah dapat anda peroleh dan cocok di semua daerah. Akan tetapi, hanya di tempat tempat tertentu yang masih memakainya, seperti di daerah Kuningan atau Tasikmalaya.
Lihat Juga : Rumah Adat Padang
6# Capit Gunting
Melihat nama unik dari rumah khas suku Sunda ini tentu anda sudah tahu bila bentuk atap menyerupai gunting. Bentuk saling silang ini bisa anda lihat cukup jelas pada beberapa rumah di tanah Pasundan yang memakai dua bahan material, yaitu kayu dan bambu.
Keduanya menjadi paduan yang sangat baik untuk atap rumah, sehingga anda tidak perlu khawatir rumah kebocoran atau air yang merembes melalui sela selanya. Bentuk atap satu ini telah eksis sejak beberapa waktu lalu, bahkan jadi ciri khas rumah adat di Jawa Barat.
Istilah capit gunting ini berasal dari susuhan atau bentuk atap rumah di zaman dulu yang jadi undagi rumah di Jawa Barat. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, bentuk atap ini mulai ditinggalkan dan tidak banyak yang memakainya karena satu dan lain hal.
Rumah yang didesain dengan memakai atap ini memang tampak sederhana karena atap tidak memakai banyak material dan model atap yang megah. Akan tetapi, kesan estetik dan cantik dapat anda peroleh untuk satu kesatuan rumah yang menarik.
Anda bisa mendesain bentuk atap dengan sangat sederhana untuk tampilkan rumah yang elegan dan tidak memerlukan biaya yang banyak. Selain itu, rumah adat Sunda ini jarang dipakai sehingga menampilkan kesan unik bagi para pemakai atau penghuni rumahnya.
Warisan budaya Indonesia cukup beragam, mulai dari kebiasaan hingga bentuk rumah yang sangat unik dan estetik. Sunda menjadi salah satu suku di Indonesia yang memiliki ragam atap yang cukup banyak beserta model dan maknanya yang sangat unik.
Banyak masyarakat, baik di dalam maupun luar tanah Pasundan yang belum mengetahui ragam budaya satu ini, sehingga kurang lestari dan sampai ke generasi milenial. Di era yang serba digital ini, jangan sampai kebudayaan Indonesia justru tergerus secara perlahan lahan.