Rumah adat Sulawesi Selatan merupakan salah satu objek yang paling menarik untuk dikupas lebih jauh. Karena tidak hanya memiliki keunikan dari segi bentuknya saja, namun setiap detail bangunannya juga sangat menarik untuk dikupas. Apalagi ternyata di Sulawesi Selatan ini memiliki 10 suku yang tradisi dan budayanya masih terjaga dengan baik.
Sehingga hal ini membuat sejauh mata memandang, setiap orang yang berkunjung ke Sulawesi Selatan pasti menyadari bahwa masyarakat di daerah tersebut sangat menghargai budaya leluhur, termasuk desain rumah adatnya. Hal ini terbukti dari banyaknya bangunan rumah adat Sulawesi Selatan yang masih menggunakan konsep tradisional hingga 90%.
Sedangkan sisanya sudah dimodifikasi menggunakan desain modern. Menariknya lagi adalah ternyata Sulawesi Selatan memiliki 5 jenis rumah adat yang terbagi berdasarkan sukunya. Perbedaan desainnya biasanya terlihat dari bentuk bangunannya. Selain itu, perbedaannya juga bisa terlihat dari segi jumlah ruangannya di setiap bangunan. Setiap ruangannya memiliki filosofi dan arti tersendiri.
Material bangunan rumah adat Sulawesi juga berbeda-beda, ada yang dari besi sampai ijuk. Setiap suku memiliki tradisi ritual yang tidak sama, begitu juga soal aturan baku mendirikan rumah. Ada yang mengharuskan pembuatan rumahnya dilakukan pada malam hari. Disamping itu, ada juga peraturan untuk membangun rumah menghadap matahari tenggelam.
Melihat hal tersebut rasanya akan seru sekali untuk menambah pengetahuan seputar ragam keunikan dari 5 rumah adat Sulawesi Selatan berdasarkan suku terbesarnya. Diantaranya yaitu ada rumah Makassar, Luwuk, Bugis, Toraja dan Mandar. Di bawah ini adalah penjelasan tentang macam-macam rumah adat khas Sulawesi Selatan berdasarkan sukunya, antara lain:
1. Rumah Adat Suku Makassar
Nama lain dari rumah ini adalah Balla, yaitu sebuah rumah tradisional yang berbentuk panggung. Jika ditinjau dari garis besarnya, rumah adat Sulawesi Selatan ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kolong, inti rumah, dan atap. Umumnya dibagian atapnya berasal dari jerami dan ijuk, sementara untuk bagian yang lain berasal dari kayu.
Bangunan ini biasanya memiliki ketinggian 3 meter dari 10 tiang penyangga. Bagian ruangan rumah adat Sulawesi ini meliputi dego-dego, kala balla, paddaserang dallekang, tangga, riboko, pamakkang, siring, dan pallu. Untuk lebih jelasnya akan dikupas berikut ini. Dego-dego merupakan teras sebagai ruang tamu dan tempat duduk untuk menunggu kedatangan pemilik rumah.
Kala Balla adalah bagian rumah adat Sulawesi yang terletak dari pintu masuk sampai paling belakang, sehingga letaknya di beberapa ruangan. Paddaserang Dallekang, ini adalah ruang tamu. Paddaserang Tangnga, ruangan ini sifatnya terbatas karena dijadikan sebagai ruangan untuk keluarga saja. Paddaserang Riboko, ini adalah ruangan belakang untuk kamar anak gadis, dll.
2. Rumah Adat Suku Luwuk
Untuk desain rumah adat Sulawesi ini berbentuk panggung. Hal yang membedakan desainnya dengan rumah adat lainnya adalah bagian atas rumahnya. Karena di bagian atas rumah ada 3 sampai 5 puncak (bubungan). Tujuan dibuatnya bagian ini adalah sebagai penanda siapa pemilik rumahnya. Dulu desain rumah seperti ini hanya dimiliki Raja Luwuk saja.
Rumah adat suku Luwuk sering dijadikan sebagai tempat pertemuan bagi para petinggi istana di Sulawesi Selatan. Bahkan di beberapa bagian ruangannya ada ornamen lengkap dengan ukiran parengreng yang artinya hidup itu tidak akan putus. Namun yang pasti beberapa ruangan di rumah adat Sulawesi Selatan ini memiliki fungsi berbeda-beda.
Tudang sipulung adalah bagian depan rumah adat ini. Fungsi bagian ini adalah menerima tamu. Selain itu ada ruang tengah sebagai ruangan pribadi keluarga dan kamar, sehingga bersifat lebih private. Disamping itu masih ada lagi bagian belakang rumah untuk kebutuhan lainnya. Jadi masing-masing ruangan rumah adat Sulawesi ini memiliki fungsi tersendiri.
3. Rumah Adat Suku Bugis
Seperti yang diketahui bahwa suku Bugis sangat menghargai agama Islam dan nilai adatnya dengan baik. Bahkan arah pembangunan rumah ini selalu dibuat mengarah ke kiblat. Selain itu, metode pembangunan rumah adat Sulawesi Selatan yang ini ternyata tidak memakai paku untuk menyatukan kayunya. Namun mereka selalu menggunakan kayu atau besi untuk menyatukannya.
Tentunya cara pembangunannya ada tips khusus tersendiri, sehingga tidak perlu paku untuk menyatukan antar kayunya. Sementara untuk bagian rumahnya terbagi atas 3 bagian ruangan, yaitu, Rakkaeng, Bola, dan Awasao. Untuk Rakkaeng ini berguna sebagai tempat penyimpanan barang-barang berharga di rumah, seperti perak, emas, perhiasan, keris, dan bahan makanan.
Selanjutnya ada lagi bagian rumah adat Sulawesi Selatan bernama Bola (Kalle Bala). Bagian ini adalah semua ruangan khusus dalam rumah untuk memenuhi kebutuhan penghuninya, seperti dapur, ruang tamu, dan kamar tidur. Awasao (Passiringan), bagian rumah ini digunakan sebagai tempat penyimpanan binatang ternak dan alat pertanian untuk bekerja.
Lihat Juga : Rumah Adat Jawa Barat
4. Rumah Adat Suku Toraja
Rumah adat Sulawesi Selatan milik Suku Toraja selalu menjunjung tinggi pembangunan bangunannya ke arah utara. Tongkonan adalah nama lain dari rumah adat suku Toraja ini. Filosofi selalu membangun rumah tradisional ke arah utara adalah karena diarah itulah semua orang akan berkumpul dengan leluhurnya di masa mendatang. Model bangunannya seperti rumah panggung.
Satu hal yang membuat bangunan rumah ini terlihat unik adalah karena proses pembangunannya dilakukan di atas tumpukan kayu saja, kemudian dilapisi ijuk. Jadi ciri khas bangunan rumah adat Sulawesi Selatan ini adalah memiliki 3 ornamen berwarna merah, hitam, dan kuning. Berdasarkan adat suku Toraja, rumah tongkonan memiliki 3 tingkatan.
Tingkatannya tersebut dibagi berdasarkan strata sosialnya di mata masyarakat. Tongkonan Layuk, bangunan rumah adat Sulawesi Selatan ini biasanya digunakan untuk urusan pemerintahan suku Toraja. Sedangkan Tongkonan Pekaberan itu dibangun untuk rumah para petinggi suku Toraja. Jadi jumlahnya disesuaikan total petingginya.
Rumah adat Sulawesi Selatan yang satu ini juga memiliki ornamen khusus, sehingga membuat bangunannya terlihat unik dan menarik. Tongkonan Batu, rumah adat ini adalah untuk masyarakat biasa. Anda bisa menemukannya di daerah pemukiman suku Toraja. Hal yang membedakan dengan rumah adat lainnya adalah luas bangunan dan materialnya karena memakai bahan sederhana.
Baca Juga : Rumah Adat Jawa Tengah
5. Rumah Adat Suku Mandar
Perbedaan paling mencolok dari desain rumah adat Sulawesi Selatan ini dengan yang lain adalah dari terasnya atau legonya. Karena ukuran teras rumah adat ini jauh lebih luas daripada suku yang lainnya di Sulawesi Selatan. Sementara untuk bentuk bangunannya tetap sama, karena berbentuk rumah panggung.
Umumnya warna bangunan rumah adat Sulawesi Selatan dari suku Mandar berwarna gelap. Namun meskipun begitu ada juga beberapa masyarakat yang masih menggunakan warna asli kayunya. Sehingga tak heran bila desain rumahnya terlihat masih alami, asri, dan nyaman untuk ditinggali. Karena semuanya masih memakai bahan alami.
Melihat penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa adat di Indonesia itu unik. Setiap daerah memiliki adat yang berbeda, begitu juga untuk desain rumahnya. Rumah adat yang ada di Sulawesi Selatan memiliki beraneka ragam bentuk dan jenis yang berbeda-beda. Sehingga hal ini membuat rumah adat Sulawesi Selatan memiliki ciri khas tersendiri.