Retaining Walls – Pengertian, Fungsi dan Cara Buat

5/5 - (2 votes)

Retaining walls adalah konstruksi bangunan untuk menstabilkan tanah miring agar tidak bergeser atau longsor. Struktur konstruksi dari dinding ini sangat solid sehingga tanah dapat ditahan dengan optimal.

Kontur tanah yang ditahan umumnya memiliki pergerakan alami yang tidak dapat diprediksi dan sulit untuk dikendalikan. Berikut penjelasan lengkap mengenai fungsi dinding penahan ini beserta cara membuatnya.

Mengenal Fungsi dari Retaining Walls

Pada kondisi lahan yang tidak rata, kontur curam, adanya dinding penahan sangat penting karena memberikan keamanan. Berikut beberapa fungsi penting dari dinding penahan atau retaining walls.

1# Active Lateral Force Soil

Fungsi retaining wall yang pertama adalah untuk mencegah runtuhnya lateral seperti tanah longsor. Tekanan lateral tanah merupakan suatu gaya akibat dari adanya dorongan tanah di belakang struktur penahanan.

Besarnya tekanan tergantung dari perubahan letak dinding penahan serta sifat-sifat tanahnya. Fungsi ini diterapkan pada bidang jalan berbukit, tujuannya agar tebing tidak longsor dan menutup akses jalan.

Pada konstruksi jalan raya, pembangunan retaining walls berguna juga untuk mendapat perbedaan elevasi. Faktor keamanan dan kemudahan akses kendaraan jadi alasan utama dalam pembuatannya.

Selain pada jalan, active lateral force soil diterapkan juga pada daerah aliran sungai dengan batas lahan miring atau tebing. Lahan miring di pinggir sungai sangat mudah longsor, maka perlu dibangun penahan.

2# Lateral Force Water

Retaining wall sebagai lateral force water maksudnya adalah untuk pencegahan longsor akibat tekanan air dari area atas. Biasanya pada lahan berkontur seperti perbukitan, pegunungan di wilayah dengan curah hujan tinggi.

3# Flow Net Cut Off

Fungsi lainnya adalah sebagai pemotong aliran air pada bagian tanah. Fungsi ini memproteksi kemungkinan terjadinya seepage atau perembesan karena adanya elevasi muka air tanah yang cukup tinggi.

Cara dan Tahapan Membuat Retaining Walls

Berkaitan dengan faktor keamanan serta keselamatan, maka dinding penahan harus dibuat berdasarkan prosedur standarnya sehingga efektif dan memiliki ketahanan yang diharapkan. Berikut beberapa tahapan caranya.

1# Persiapan

  • Pembersihan Lokasi

Pembersihan lokasi meliputi penggalian sesuai ukuran yang sudah direncanakan. Kemudian pembersihan area dari bebatuan, kayu sisa pohon besar, sampah-sampah dan sebagainya.

  • Menyiapkan Bekisting

Bekisting bisa menggunakan kayu, besi baja atau kombinasi keduanya dengan ukuran sesuai tabel perencanaan, umumnya 50 cm. Jika menggunakan sand bag maka cukup ditumpuk dengan rapi.

  • Material

Material ditempat pada area yang terlindung dari cahaya matahari langsung sebelum digunakan agar tidak rusak.

2# Prosedur Instalasi

Dimulai dari instalasi bekisting pada sisi depan RES (Retaining Earth Structure). Kemudian penggelaran geotekstil, dilanjutkan dengan pengisian material pengisi serta pekerjaan pemadatan.

Material pengisi (backfill) harus sudah melalui pengujian di laboratorium untuk mendapatkan kepadatan serta kadar air optimum. Proses penempatan serta pemadatan dilakukan bertahap setiap layer untuk menghindari lipatan atau gerakan geotekstil.

Tahap ini dilanjutkan dengan penutupan lapisan atas geotekstil sampai mencapai ketinggian yang direncanakan. Prosedur instalasi disempurnakan dengan tahap penarikan keluar bekisting yang dilakukan hati-hati agar tidak merusak geotekstil.

3# Pekerjaan Akhir

Bertujuan untuk menghindari kerusakan tidak terduga. Caranya dengan menutup konstruksi perkuatan lereng RES dengan lapisan proteksi misalnya menggunakan bronjong. Syarat penting yang harus diperhatikan sebelum pekerjaan dimulai adalah mengikuti musim.

Sebisa mungkin hindari membangun konstruksi retaining walls pada musim penghujan. Risiko sulit kering hingga kegagalannya besar. Struktur tanah juga kurang stabil, sehingga kelongsoran tidak maksimal dapat ditahan.

Bangunan di daerah lereng dengan struktur tanah yang tidak cukup kuat perlu dibuatkan retaining wall. Bangunan jadi lebih aman, tanah di area lereng juga terhindar dari ancaman longsor, jalan atau sungai di bawahnya terhindar dari kerusakan.

You cannot copy content of this page