Rasamala termasuk salah satu jenis tanaman yang tumbuh subur di kawasan perhutanan daerah Jawa Barat. Bahkan bisa dikatakan bahwa pohon ini menjadi vegetasi dominan yang terlihat mendominasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).
Pohon Rasamala terkenal akan sifat kayunya yang kuat dan awet sehingga membuat nilai ekonomisnya cukup tinggi. Bukan hanya bagian kayunya semata, namun beberapa bagian tubuh lainnya juga memiliki segundang manfaat bagi kehidupan keseharian.
Bahkan di wilayah Jawa Barat sendiri, pohon yang mampu hidup hingga ratusan tahun ini dijadikan sebagai reboisasi yang ditanam dengan jarak yang cukup dekat. Sebelum mengenalnya lebih dekat, mari simak ulasan singkat mengenai pohon Rasamala.
Mengenal Pohon Rasamala
Pohon Rasamala umumnya tumbuh subur di kawasan perbukitan dan lembab yang biasa ditemukan di ketinggian 500 m hingga 1500 m mdpl. Rasamala sangat senang tinggal di kawasan curah hujan mencapai 100 mm per bulan dengan kondisi tanah vulkanik.
Rasamala termasuk jenis pohon yang dapat tumbuh tinggi hingga mencapai 60 meter, serta memiliki dedaunan rindang. Alhasil lingkungan di sekitarnya tampak asri dan segar serta cocok dijadikan sebagai tempat berteduh.
Pohon satu ini berasal dari Pegunungan Himalaya yang kemudian menyebar ke beberapa wilayah lainnya seperti Burma, Semenanjung Malaya, Sumatera bahkan hingga Pulau Jawa. Di beberapa wilayah Indonesia Rasamala dikenal dengan nama Tulasan, Mandung, dan pohon Mala.
Jika berjalan jalan ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Anda akan dikejutkan dengan pohon Rasamala yang diperkirakan tumbuh sekitar 350 tahun lalu dengan diameter mencapai 4 meter. Pohon yang telah berumur ini dimanfaatkan sebagai penompang Canopy Trail.
Lihat Juga : Pohon Lontar - Manfaat, Klasifikasi & Morfologi
Habitat dan Wilayah Persebaran
Kawasan Asia disebut sebagai persebaran utama dari pohon Rasamala mulai dari Assam (India), Tibet Selatan, hingga Asia Tenggara tidak terkecuali Indomalaya dan Cina Selatan. Uniknya Rasamala jenis A. excelsea hanya ditemukan di kawasan yang memiliki iklim lembab.
Beberapa negara yang masuk dalam wilayah persebaran Rasamala jenis A. excelsea yaitu Myanmar hingga menuju Semenanjung Malaysia, Jawa, dan Sumatera. Di setiap wilayah, pohon ini dikenal dengan julukan yang berbeda.
Masyarakat Sunda misalnya yang menyebut Rasamala sebagai pohon gadog. Berbeda halnya dengan masyarakat Tapanulli yang menjulukinya sebagai tulason, sedangkan masyarakat Melayu menyebutnya raksamala ataupun ra’samala. Masyarakat Myanmar menyebutnya natayok, sedangkan masyarakat Thailand menjulukinya sop atau hom.
Klasifikasi & Morfologi Rasmala
Awal mulanya pohon satu ini ditemukan oleh seorang peneliti bernama Wiliem Arnold Alting, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1724 hingga 1800.
Namun ada pula seorang ahli botani asal Portugis bernama Fransisco Noronha yang tengah berkunjung ke Pulau Jawa justru tidak sengaja menemukan pohon kaya manfaat tersebut. Hasil dari kedua penelitian tersebut menyatakan pohon ini memiliki wilayah persebaran luas.
- Klasifikasi Pohon Rasmala
Kingdom | Plantae |
Kelas | Magnoliopsida |
Divisi | Spermatophyta |
Family | Hamamelidales |
Spesies | A. Excelsa Noronha |
Genus | Altingia |
Ordo | Hamamelidales |
Baca Juga : Pohon Pucuk Merah - Morfologi, Budidaya, & Perawatan
- Ciri Morfologi Pohon Rasamala
Dibandingkan dengan jenis pohon lainnya, bisa dikatakan jika Rasamala termasuk tumbuhan yang selalu tampak segar dan berwarna hijau, serta mampu tumbuh hingga mencapai 40 m hingga 60 m.
Diameter batangnya sendiri bisa mencapai 80 cm hingga 150 cm, serta memiliki cabang bekas bebas sekitar 20 m hingga 35 m. Kulitnya tampak memiliki tekstur berwarna abu abu dan tampak berwarna merah di bagian kayunya.
Pohon ini mampu menghasilkan buah siap panen ketika berubah warna menjadi hitam. Apabila terlambat memanennya, kemungkinan besar buah akan pecah dan menyebarkan benih secara alami.
Jasa Tukang Taman di Surabaya
Manfaat Rasamala
Sebagai tumbuhan peneduh, siapa sangka ternyata beberapa bagian dari pohon Rasamala memiliki segudang keuntungan. Misalnya saja bagian kayunya yang kerap diolah menjadi aneka keperluan bangunan seperti tiang, jembatan, serta bantalan kereta api.
Keuntungannya tersebut didapatkan dari sifat kayunya yang memiliki daya tahan kuat serta awet bahkan ketika disimpan sekalipun. Inilah mengapa bagian kayunya memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak diincar di pasaran.
Ternyata bagian daun Rasamala yang masih muda dan berwarna merah juga dapat dikonsumsi sebagai lalapan. Namun tidak banyak yang menyangka apabila bagian daunnya juga bisa dimanfaatkan sebagai obat batuk alami.
Sedangkan bagian getahnya yang beraroma wangi biasa dimanfaatkan sebagai campuran olahan pewangi ruangan. Berbeda halnya dengan bagian akarnya yang kerap dijadikan sebagai hiasan dekorasi, mengingat bentuknya yang cantik dan mengandung nilai seni tinggi.
Bahkan pohon Rasamala kerap dimanfaatkan sebagai tanaman reboisasi berkat cabangnya yang lebar dan teduh, sehingga lingkungan sekitarnya tampak lebih sejuk dan menyegarkan. Hal ini telah diterapkan oleh pemerintah daerah Jawa Barat, dimana pohon ini ditanam dengan jarak rapat.
Rasamala dapat dikatakan sebagai tpohon yang mampu tumbuh subur di wilayah yang lembab seperti Indonesia. Jika umumnya pepohonan hanya dimanfaatkan bagian kayunya semata, namun berbeda dengan Rasamala yang hampir setiap bagian tubuhnya dapat dimanfaatkan.
Misalnya bagian akarnya yang kerap dijadikan sebagai dekorasi dengan nilai jual tinggi, daunnya yang bisa dijadikan sebagai lalapan, bahkan getahnya kerap diolah menjadi bahan campuran pembuatan pewangi ruangan alami.