Indonesia memiliki sejumlah tipe keramik yang disebut dengan istilah KW sebagai penentu masing-masing kualitas. Kode KW bukan berarti palsu, melainkan untuk mengecek lolos tidaknya suatu keramik dari Quality Control Check.
Singkatnya, tipe KW 1 adalah keramik yang lulus quality control, tipe KW 2 terdapat sedikit kerusakan, tipe KW 3 lebih banyak kerusakannya. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh kurang sempurnanya proses produksi.
Apa Perbedaan Kode Keramik KW 1, 2, 3?
Selain dibedakan karena proses produksi yang kurang sempurna, keramik tipe KW 1, 2, 3 dapat dibedakan dengan mengamati ciri-ciri berikut.
1# Kode Keramik KW 1
Tipe KW 1 adalah keramik terbaik dengan kelas grade A. Ukurannya lebih presisi, motifnya rapi, terstruktur, warna lebih stabil dan seragam. Sudut sikunya sempurna atau tidak ada perbedaan dengan sudut lainnya.
Adapun pada bagian kemasannya biasanya terdapat keterangan tulisan Grade A, Grade 1, First Grade, atau Expert Quality.
2# Kode Keramik KW 2
Jika dilihat sekilas mirip dengan KW 1. Namun ketika diamati secara detail terdapat cacat pada permukaannya. Retaknya berbentuk seperti rambut di bagian pinggir namun samar-samar karena pola atau warnanya gelap.
Warnanya memang seragam, tetapi motifnya sedikit kurang rapi, ada yang meleset sedikit atau berlubang walaupun kecil. Pada kemasannya terdapat keterangan tulisan Grade B, Grade 2, KW 2, atau Economy Quality.
3# Kode Keramik KW 3
Tipe KW 3 adalah keramik tingkat paling rendah. Warnanya tidak seragam, pudar, motif banyak yang meleset, permukaannya berlubang. Satu keramik KW 3 dengan yang lain bisa memiliki perbedaan ukuran beberapa mm.
Ada yang ukurannya presisi dan warnanya bagus, namun permukaannya tidak merata. Atau permukaannya merata dan halus, namun ukurannya tidak presisi. Terdapat keterangan KW 3 atau cukup menggunakan dus polos tanpa merk.
Cara Membaca Kode Keramik
Pemilihan keramik perlu memperhatikan spesifikasinya sesuai kebutuhan. Maka periksa terlebih dahulu huruf pertama dari kode yang tertera. Misalnya kode A untuk keramik dinding dan kode F untuk keramik lantai.
Langkah kedua adalah membaca ukuran keramiknya. Misalnya tertera angka 45×45 yang artinya ukuran panjang dan lebar keramik tersebut masing-masing 45 cm.
Langkah ketiga adalah membaca kode kualitasnya yang biasanya tertera pada kemasan. Kode yang digunakan bervariasi tergantung produsen. Dapat terdiri dari huruf atau pun angka 0 – 3.
Langkah keempat yaitu dengan membaca kode warna dan pola sebagai petunjuk kualitasnya. Ada beberapa produk keramik memiliki kode nomor 01 untuk warna putih, sedangkan nomor 02 untuk warna hitam.
Kemudian ada kode huruf B untuk keramik tidak berpola atau polos, sedangkan huruf V pola variasi. Langkah kelima adalah kode lot terdiri dari angka dan huruf penunjuk tanggal serta jenis produksi.
Kode lot ini berfungsi untuk memudahkan pembeli atau tukang memperkirakan jika terjadi masalah atau kekurangan pada keramik jika sudah terpasang.
Baik keramik tipe KW 1, 2, 3 semuanya adalah asli, namun perbedaan di antaranya dikarenakan proses pembakaran yang tidak sempurna. Hal ini membuat pihak Quality Control perusahaan membagi kategorinya.
Selain itu, ketiganya memiliki selisih harga. Biasanya antara KW 1 dengan KW 2 selisih Rp 3.000 – Rp 5.000/dus. Sedangkan selisih antara KW 1 dengan KW 3 bisa Rp 3.000 – Rp 8.000/dus.
Pemilihan keramik yang tepat sangat penting karena berdampak pada kualitas, kenyamanan, dan nilai estetika suatu ruangan. Oleh karena itu perlu memahami kode-kode yang tertera untuk menjamin ketahanan kualitas lantai Anda.