Metode tanam dengan menggunakan media air sudah bukan menjadi hal yang awam lagi. Apalagi saat ini cara tersebut mulai diminati oleh masyarakat karena dianggap praktis serta tidak membutuhkan lahan tanam yang begitu luas.
Bahkan dengan menggunakan sistem ini anda bisa menanam berbagai jenis sayuran di samping maupun di depan area rumah. Disamping kepraktisannya bertanam dengan metode ini juga cukup mudah serta biaya terjangkau. Berikut tips mudah budidaya sayuran hidroponik yang bisa dicoba.
Konsep Menanam Sayuran Dengan Hidroponik
Ketika memutuskan untuk menggunakan metode ini untuk menanam sayuran maka yang harus anda ketahui adalah jenis tumbuhannya. Dalam sistem hidroponik terdapat dua jenis sayuran yang bisa digunakan yaitu golongan sayur buah dan daun.
Contoh sayuran buah yang sering digunakan adalah tomat dan terong serat cabai. Sedangkan dari golongan daun biasanya menggunakan pakcoy dan selada serta sawi. Karena perbedaan jenis tanaman tersebut maka metode penyemaian dan nutrisi yang diberikan sudah pasti akan berbeda.
Apabila anda pemula di metode tanam hidroponik ini maka sangat disarankan agar anda memulainya dengan menggunakan jenis sayuran daun. Hal ini dikarenakan tanaman golongan tersebut lebih mudah dalam penanaman dan pengendalian hama serta memiliki pertumbuhan yang relatif lebih cepat.
Tukang Taman Semarang
Persiapan Tahapan Penyemaian
Langkah awal yang harus dilakukan dalam memulai budidaya sayuran hidroponik adalah persiapan. Dimana tahap ini anda harus menyiapkan mulai dari menyemai bibit hingga membuat pipa atau wadah hidroponiknya.
Pada tahap pertama ini yang harus dilakukan adalah dengan melakukan penyemaian bibit pada media tanam rockwool. Pada hakikatnya media tersebut dapat diibaratkan sebagai tanah atau tempat dimana biji tanaman akan ditaruh untuk dikembangkan hingga masa panen tiba.
Dalam tahap penyemaian tak hanya rockwool dan bibit sayuran saja melainkan anda juga memerlukan nampan besar dan kecil serta kain flanel seukuran dengan baki yang berukuran kecil. Selain itu anda juga membutuhkan alat berupa gergaji besi untuk memotong rockwool.
Apabila semua alat dan bahan sudah siap maka anda bisa langsung memotong rockwool menjadi 12 hingga 18 bagian dengan ukuran tebal 2,5 cm. Kemudian anda bisa melubangi media tanam tersebut dengan menggunakan lidi dengan kedalaman sekitar 1 cm.
Selanjutnya anda bisa mengisi masing-masing lubang dengan bibit sayur hidroponik. Setiap lubang tersebut usahakan untuk diisi dengan satu bibit tanaman saja.
Jika bibit telah siap maka selanjutnya anda bisa menyiapkan tatakan rockwool dengan cara menangkupkan nampan yang kecil di atas baki besar. Kemudian pada permukaan nampan kecil tersebut lapisi dengan flannel hingga kain tersebut menyentuh dasar baki besar.
Selanjutnya anda bisa meletakkan rockwool di atas kain flanel tersebut kemudian basahi media tanam tersebut dengan air biasa hingga lembab. Setelah itu anda bisa mengisi ¾ bagian dari nampan yang berukuran besar dengan air.
Pengisian tersebut bertujuan agar air bisa mengalir melalui flannel sehingga akan membuat rockwool tetap berada pada kondisi lembab. Jika yang ditanam adalah sayuran daun maka anda bisa meletakkannya di bawah sinar matahari.
Namun bila sayuran buah maka harus diletakkan pada tempat gelap dan ditutup plastik. Kemudian selang dua hari anda perlu memindahkannya ke bawah sinar matahari agar tumbuhan bisa berfotosintesis dengan baik.
Baca Juga : Manfaat Dan Cara Melakukan Urban Farming
Pemindahan Hasil Penyemaian Ke Sistem Hidroponik
Umumnya sayuran yang telah disemai dapat dipindahkan ke sistem hidroponik ketika tanaman tersebut telah muncul tunas sejati. Dimana hal tersebut dapat terlihat dari adanya daun yang berjumlah lebih dari dua.
Jika dihitung dengan perkiraan waktu maka tiap sayur hidroponik memiliki kisaran yang berbeda. Tanaman sawi biasanya membutuhkan waktu sekitar 8 hingga 10 hari sedangkan seledri sekitar 20 hari. Pada kangkung dan bayam kisaran waktunya masing-masing sekitar 10 dan 7 hari.
Bagi seorang pemula metode hidroponik yang tepat untuk diterapkan adalah sistem wick atau nama lainnya DFT. Hal ini dikarenakan relatif lebih mudah serta murah dimana hanya membutuhkan satu buah baki dan plastik impra yang telah dilubangi.
Selain itu juga membutuhkan netpot dan kain flanel sebagai sumbu. Jika memang anda memiliki budget yang terbatas maka bisa menggunakan sistem wick dengan menggunakan bahan lain yaitu memakai botol plastik.
Pada dasarnya konsep DFT yaitu menggunakan prinsip pengaliran nutrisi dengan sistem genangan pada pipa. Apabila sistem hidroponik yang dibuat telah selesai maka anda bisa memisahkan bagian rockwool kemudian memindahkannya pada sistem tersebut.
Dalam proses pembesaran sayur hidroponik ada hal yang harus diperhatikan diantaranya nilai kepekatan nutrisi dan kebersihan bak penampungan serta sirkulasi air. Selain itu kelancaran pipa dan jumlah nutrisi juga perlu diperhatikan.
Selain proses penanaman yang berbeda waktu yang dibutuhkan untuk memanen sayuran tersebut juga tidak sama. Umumnya tanaman hidroponik dapat dipanen sekitar hari ke 27 hingga ke 80 sejak penyemaian dilakukan.
Mudahnya penanaman dengan sistem hidroponik menjadikannya favorit di kalangan pencinta tanaman. Selain itu rendahnya budget yang dikeluarkan serta penggunaan lahan yang minim menjadi sistem satu ini menjadi kesukaan sebagian besar orang.